Thursday, March 23, 2017

Thank you and Goodbye, Ex-Lover!

Jujur, aku bingung mau mulai darimana. Mungkin akan jadi sangat panjang dibanding tulisanku yang lain. Karna sebelumnya aku hampir ga pernah bercerita soal perasaan dan hubunganku di sini. Jadi aku berpikir untuk merangkumnya di sini, mungkin sebagai kenang-kenangan terakhirku dengan dia.

Ini cerita tentang aku dan dia (caelah), lelaki remaja yang kini telah dewasa. Just like me, i'm not a girl anymore, i am a woman. Ceritanya bermula ketika kita di kelas yang sama, duduk bersebelahan (ga satu meja). Aku dari dulu terbiasa selalu melengkapi alat tulis, biar ga ribet harus minjem sana-sini kalau lagi butuh. Sedangkan dia kebalikannya, biasalah cowok. Jadilah aku sasaran tempat dia minjem alat tulis. Sempet kesel sih minjem mulu. Makanya kadang aku usilin aja. Pas tangan dia mau ngambil alat tulis dari aku, tangan aku dengan cepat mengarahkan alat tulis itu menjauh dari dia. Begitu aja terus. Emang enak. Haha.

Ini yang aku tulis di diary dulu, pas awal deket sama dia. Duh, jangan dibaca deh! Ngakak malu. 



Lebih kesel lagi saat aku tahu ranking dia waktu itu diatas aku. Ah, kok bisa sih. Sering becanda emang bikin kita makin deket. Sampai akhirnya teman-teman sekelas ngecengin kita mulu. Jadi agak malu bahkan kalau ngobrol dikit ama dia, pasti langsung disorakin. Dan,yang dulu rasanya kalau ngobrol biasa aja, kok sekarang malah jadi deg-degan ya. Atas bantuan sahabat aku yang kebetulan pacaran sama sahabat dia, dengan proses yang cukup gemeteran (hahaha) kita pun resmi pacaran.

Putus nyambung putus nyambung. Lucunya aku sempet bikin kesepakatan sama sahabat aku, kalau sahabat aku itu putus sama pacarnya, aku juga harus putus sama dia.  Kalau sahabat aku balikan ya aku balikan juga sama dia. Haha jangan ditiru yah. Ada cerita yang agak lucu juga pas aku mau balikan sama dia. Jadi waktu itu kita udah beda kelas, walikelas aku (sekarang udah Alm, insya Allah khusnul khotimah pak :') iseng banget di kelas suruh nulis di kertas tentang arti pacaran menurut masing-masing kita dan tulis siapa cowok yang dikagumi di sekolah beserta alasannya. Abis itu kertas itu random dituker sama temen sekelas. Dibacain satu-satu. Ya, aku nulis nama dia. Sekelas langsung pada tahu kalau itu yang nulis aku. Haha jadi malu.

Semester akhir sekolah aku udah bener-bener putus sama dia dan pacaran sama temen sekelas aku. Waktu itu lagi hits lagu Kau Masih Kekasihku-nya Naff. Pas jalan-jalan perpisahan kelas, band-nya bawain lagu itu. Dia sebagai gitarist. Baju kita waktu itu ga sengaja warnanya samaan PINK. Hahaha.

Beda sekolah, aku udah ga ada berhubungan sama pacarku-yang-pas-semester-akhir-sekolah itu lagi. Kita emang ga serius sih. Tapi walau ga intens, aku masih berhubungan sama dia, lewat kado yang aku titipkan sama sahabatku, tiap dia ulangtahun. Dia pun begitu. Sempat menitipkan kado untukku sama temen deket rumah pas pesantren Ramadhan. Begitulah, kita hanya berhubungan saat masing-masing berulangtahun. Beberapa kali ga sengaja kita bertemu saat angkutan umum yang aku naiki lewat sekolahnya, dia sedang berdiri di bawah pohon, kita hanya sekedar saling tatap dan melempar senyum saja.

**

Aku ingin sekali kuliah di luar kota. Setelah berdiskusi dengan orangtua, lebih baik aku les SPMB dan tes langsung di sana saja. Sehari sebelum aku berangkat kita akhirnya bertemu, untuk pertama kalinya jalan berdua. Iya dulu cuma pacaran di sekolah aja, itu juga bareng temen-temen. Aku ga minta jemput di rumah, tapi di persimpangan rumah aku. Saat itu sih dia cerita ga mau kuliah di luar kota.

Kelar semua urusan tes masuk kuliah, aku masuk perguruan tinggi swasta dan dia lulus di perguruan tinggi negri di kota yang sama. Kita akhirnya berada di kota yang sama. Tapi hal itu ga lantas bikin kita jadi deket lagi. Kita hanya chat sesekali dan bahkan bisa dibilang jarang. Waktu yang pastinya adalah saat hari ulangtahun masing-masing kita, saling bertanya kabar.

Sebenarnya hampir setiap tahun kita bertemu. Entah saat dia main ke daerah kampusku dan menginap di kosan temennya. Atau sebaliknya, aku yang ke daerah kampusnya dan menginap di kosan temenku. Kita hanya chat sebatas saat kita berulangtahun, saat kita mau ketemu, saat lebaran, atau sekedar berbagi info lainnya; seperti saat dia memintaku mendengarkan lagu pertamanya dengan band-nya (dan aku download itu semua lagunya). Aku sempet gede rasa juga waktu itu, pas ada temenku minta nomer dia, aku bingung mau ngasi nomer yang mana karna nomernya ada 2, terus dia bilang kalo nomer yang biasa dia pake buat chat aku itu cuma nomer buat keluarga. Hihi. Begitulah, hubungan kita hanya sebatas itu, ga pernah lebih dekat lagi.

Sampe dia pun punya pacar. Tapi kita sempet ketemu juga dan dia cerita gimana akhirnya dia bisa sampe jadian. Setelah itu kita masing-masing sibuk. Hanya saling chat bertanya kabar saat masing-masing berulangtahun. Jadi setiap tahun aku tetap tau kabar tentangnya. Kita pun sudah di semester akhir kuliah. Dia lulus duluan. Kok aku tau? Karna pas dia chat ngucapin ulangtahun, dia ngabarin kalau beberapa minggu lagi dia wisuda, dia memintaku dateng ke wisudaannya. Ternyata dia udah putus sama pacarnya. Aku ga bisa dateng karna harus ngelengkapin keperluanku untuk sidang. Di sisi lain, aku bingung sebagai apa aku dateng ke wisudanya. Sebagai teman pun, terakhir kali kita sudah jarang sekali berkomunikasi dan ga pernah ketemu lagi. Tau-tau ujug-ujug dateng ke wisudaannya. Awkward kan.

Kita semakin jauh, masing-masing sibuk. Tapi kita tetap saling menyapa dan bertanya kabar saat masing-masing berulangtahun. Hanya sebatas itu saja. Dia pun balikan sama mantannya yang ternyata mendapat pekerjaan di kota yang sama. Kita sempat bertemu sekali, karna aku dan dia juga kini juga tinggal di kota yang sama. Tentu banyak yang berubah. Saat bertemu itu aku tau dan bisa ngeliat kalau dia sekarang udah serius sama pacarnya, ditambah lagi dia sempat mengungkapkan tentang perasaan cintanya terhadap pacarnya.

Abis ketemu dia itu, sampai di kosan aku nangis sejadi-jadinya. Untuk pertama kalinya akhirnya dia bikin aku nangis juga. Dulu pas dia awal pacaran, aku masih ngeliat dia belum seserius itu dan aku masih yakin dia masih ada rasa sama aku, jadi aku biasa aja. Aku pikir, biarin aja dulu dia nyoba jalanin hubungan sama yang lain, karna aku pun juga nyoba deket sama cowok lain. Dengan pedenya aku mikir ujung-ujungnya nanti kita juga bakal balik lagi. Tapi kenyataannya, aku berkali-kali dikecewain sama cowok lain sedangkan dia menjalani hubungan dengan 1 cewek yang aku akui memang lebih baik dari aku.

Setelah itu aku ga lagi ngucapin pas dia ulangtahun. Aku pun ganti nomer dan sengaja ga masukin nomer dia. Walau tahun berikutnya aku tetep akhirnya masukin nomer dia lagi, karna aku ngerasa udah gapapa. Sampai dia tiba-tiba ngechat aku karna kebetulan lewat rumah aku dan kita pun masing-masing update kabar. Aku kesel kenapa dia masih ngechat aja. Aku yang tadinya gapapa jadi kepikiran lagi. Ah, sahabat-sahabat aku sama sepupu aku lah yang waktu itu paling tahu gimana susahnya aku buat move on. Bukan move on mencoba dengan cowok lain ya, karna itupun aku terus mencoba, walau ujung-ujungnya sakit hati juga. Move on dari hubungan dengan dia yang tadinya aku jalanin dengan adanya 'harapan', menjadi murni hubungan pertemanan tanpa ada harapan. Waktu itu aku sempet sedih lagi.

**

2 tahun setelah aku menangis sejadi-jadinya, 2 tahun juga aku ga ngucapin lagi pas dia ultah. Akhirnya aku bisa bilang sekarang aku udah ikhlas. Aku coba mikirin hal-hal lainnya kayak kita emang makin kesini makin jauh, makin banyak ketidakcocokan. Aku ga cocok dengan kerjaannya dengan satwa langka, di mana aku dari kecil emang ga suka sama binatang. Ortu aku sering 'warning' kalau binatang itu berbahaya, jadi ya sampe sekarang aku jadi takut sama binatang apapun (kecuali semut sama kecoak ya). Lalu, aku tau dia akan ngerasa ga cocok dengan gaya hidup aku. Dia yang sangat dekat dengan alam sedangkan aku dekat dengan metropolitan. Selain itu, dari dulu aku berpikir, takut balikan sama dia karna takut kalau nantinya putus hubungan kita jadi ga sebaik sekarang. Walau kenyataannya kita ga pernah tau, karna kita sama-sama ga pernah berusaha mencoba untuk dekat lagi. Atau mungkin memang dia ga pernah ada niat serius sama aku, cuma pengen temenan aja, aku aja yang masih nyimpen harapan.

Terakhir, aku sadar aku ga boleh egois. Aku mungkin masih nyimpen harapan karna hubungan aku sama cowok lain ga ada yang mulus, aku jatuh berkali-kali, sedangkan dia sama sekali ga pernah bikin aku sedih sampai dia akhirnya menemukan pilihannya. Aku ga boleh egois. Karna kalau posisinya dibalik; aku yang telah menemukan pria lain dan dia masih mencari; aku yakin dia akan dengan ikhlas melepas aku terlebih dulu dengan pria lain, dia ga akan memperjuangkan aku karna memang begitulah dia. Lebih mau menjalani apa yang tampak pasti saja, ketimbang yang ga pasti dan beresiko.

Jadi sekarang sudah seharusnya aku ikhlas dan ikut bahagia karna dia telah menetapkan pilihannya ke wanita yang selama ini selalu ada untuknya. Apa yang sempat aku jalanin sama dia ga ada apa-apanya lah dibanding apa yang udah mereka lewatin bersama. Aku dan dia hanya sepenggal cerita masa lalu, yang harusnya sudah tutup buku sejak lama. Oleh karena itu, aku cuma mau dia berhenti untuk ngucapin saat aku ultah, walau sebagai teman. Karna selama ini pun aku ga pernah punya temen cowok yang selalu inget ulangtahun aku, tanpa alarm. Aku rasa dia cukup tau, kalau selama ini temen-temen aku cewek semua, berteman sama cowok cuma sekedarnya.

Kalau dia menemukan tulisan ini (dulu sih dia masih buka blog aku, sekarang kayanya udah engga), semoga dia ga keberatan. Anggaplah ini sebagai kado terakhir sekaligus kenangan terakhir dari kisah kita sebagai mantan, dan jabat tanganku sebagai teman-tanpa-harap, teman yang sekedarnya saja.

Bagaimanapun, masa lalu akhirnya hanya tempat kita belajar. Entah bagaimanapun kisah disana, begitulah kita berproses untuk menjadi dewasa dan lebih baik. Rasa manis dan bahkan pahit pun dihadirkan, agar kita tau bagaimana menghadapinya nanti jika bertemu lagi dengan rasa itu di depan. Bagaimanapun, cinta itu ada di masa lalu untuk menjawab rasa penasaran akan jatuh cinta. Tidak peduli bagaimana bahagianya mencintai dan dicintai seseorang pada masa lalu, ataupun dibuat menangis olehnya. Karena pada saat masa lalu itu telah teramat jauh, yang tinggal hanya kenangan, disertai pelajaran cinta yang hanya bisa didapat dengan praktek, bukan teori. Pada akhirnya, tidak peduli bagaimanapun cinta di masa lalu, dia mungkin tidak akan kembali, karna dia hanya bagian dari proses belajar. Agar kita bisa mencintai dan dicintai dengan lebih baik lagi. 


I wanna say thank you and happy birthday for him.
Wish him all the best, as always. Good luck :)



DL

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...