Recording Happiness

"Bahagia itu sederhana"
Ngerasa pernah ngucapin kalimat diatas gak?
Bener gak sih bahagia itu sederhana?

Buat aku sendiri kalimat itu bermakna:
Bahagia itu sederhana karna tidak menuntut kesempurnaan, tidak butuh banyak "syarat dan ketentuan berlaku", yang penting harus bisa menguasai satu rasa: rasa syukur.

Dan di tahun 2015 ini aku pengen lebih menguasai lagi satu rasa itu, menghindari keluhan, serta selalu berusaha berpikir positif. Untuk mewujudkannya, mulai sekarang aku akan menuliskan apa aja yang bikin aku bahagia. Gak perlu menulis setiap hari juga sih, yang penting setiap aku ngerasa bahagia akan sesuatu, aku akan langsung menuliskan penyebabnya. Tapi gak di blog sini juga :p
Bukannya gak mau berbagi kebahagiaan, tapi karna ceritanya mungkin nanti akan sangat detail dengan nama-nama orang, tempat, atau apapun itu yang berhubungan dengan kebahagiaan tersebut (belum lagi ntar bisa2 blog ini kepenuhan postingan 'curhat kebahagiaan'), jadi lebih baik ditulis di laman pribadi aja deh yaaa. Haha pake password tapi (gampang kok, if you know me so well, gak perlu alarm buat ngingetnya).


Daripada sibuk menulis kegalauan, yang kalau suatu saat nanti dibaca ulang cuma bakal mengingat luka lama (ceileh). Mending nulis yang bahagia terus saat dibaca ulang lagi kapanpun bisa bikin senyum-senyum sendiri dan meningkatkan rasa syukur, kan? *sok bijak*
Tapi lebih bijak lagi tulisannya Kurniawan Gunadi yang dibawah ini sih:

Menjadi Diri Kita Sendiri

Kita mungkin tidak tahu dan tidak menyangka bahwa ada orang-orang yang sangat ingin menjadi seperti kita, berada dalam posisi kita saat ini. orang-orang yang begitu iri melihat apa yang sedang kita jalani. Sementara kita sendiri pun demikian, sibuk iri dan ingin menjadi seperti orang lain.

Kita mungkin tidak tahu dan tidak menyangka bahwa apa yang sedang kita jalani dan mungkin pula semua itu sedang kita keluhkan, adalah sesuatu hal yang membuat orang lain begitu terkesima kepada kita. Orang lain yang mendambakan apa yang sedang kita miliki.

Kita mungkin tidak tahu dan tidak menyangka semua itu. Bahwa apa yang dengan mudah kita dapatkan ini bahkan menurut kita mungkin tidak memerlukan usaha bahkan kita semacam terjerumus begitu saja. Bagi orang lain, mereka membutuhkan usaha yang luar biasa untuk mendapatkan semua ini, bahkan terasa mustahil.

Kita mungkin tidak akan tahu semua itu. Karena kita pun sibuk ingin menjadi orang lain, menjadi seperti orang-orang yang kita pandang lebih tinggi. Ingin menjadi seperti dia dan seperti itu. Sementara kita sibuk demikian, kita lupa bersyukur atas apa yang sedang kita miliki.

Kita sibuk menjadi orang yang merana dan terus menerus mengutuki diri. Rasa syukur kita kian menguap entah kemana seiring pikiran kita yang semakin sempit, mata kita yang terus menatap ke atas hingga membuat leher kita kesakitan.

Kita seringkali demikian bukan, sepertinya tidak hanya sering. Hari ini kita belajar untuk menyadari semua itu, menghitung ulang apa yang telah kita jalani dan memiliki. Belajar untuk melihat sesuatu yang kita rasa ada di bawah kita. Biar rasa syukur itu tumbuh seperti rerumputan yang disiram hujan, biar ia tumbuh tak terkendali dan membuat hidup kita berjalan menjadi lebih leluasa dan hidup kita terasa kian lapang.

Karena kita adalah apa yang kita rasakan dan pikirkan. Jangan sibuk ingin menjadi orang lain, sementara kita melupakan diri kita sendiri.

Rumah, 8 Januari 2015 | (c)kurniawangunadi

*sengaja banget yang ada kata 'rasa syukur' nya ditebelin ;p


Ide recording happiness ini sebenernya terinspirasi dari iklan ini loh:

So, dont wait, start recording happiness, NOW!
Bismillah...